PABRIK TAHU PERCONTOHAN KALURAHAN KEPEK

ABDUL MALIK NURROKHMAN 07 Juli 2022 09:32:13 WIB

Kepek – Kalurahan Kepek terkenal dengan banyaknya industri tahu. Tahu yang dihasilkan merupakan hasil karya warga lokal Kepek. Warga banyak yang menjadi perajin tahu di sini. Tahu karya warga Kepek ini mendapat penilaian positif karena rasanya yang enak dan lembut. Salah satu pengusaha tahu di daerah Sumbermulyo, Kepek adalah Pak Harno. ia memiliki pabrik tahu yang sudah menjadi warisan turun-temurun dari nenek ia. Dalam satu hari, pabrik yang ia kelola dapat memproduksi 6 ton tahu yang dimasukkan ke jerigen-jerigen berkapasitas 17 kilogram. Pak Harno menjelaskan bahwa terdapat 3 jenis tahu yang diproduksi, yaitu tahu putih, tahu goreng (hasil pengasinan kemudian digoreng), dan tahu kuning (tahu yang dicampur bahan pewarna alami berupa tepung kunir). Proses pembuatan tahu melewati beberapa proses sebagai berikut:

  1. Kedelai direndam air hingga agak lunak.
  2. Selanjutnya, kedelai tersebut digiling.
  3. Kedelai menjadi tepung cair.
  4. Kemudian, diuapkan dengan menggunakan serbuk gergaji.
  5. Jika sudah mendidih, kedelai disaring. 
  6. Lalu, kedelai diambil sarinya.
  7. Setelah itu didinginkan.
  8. Terakhir, kedelai diendapkan sarinya dan tahu siap dicetak.

 

Pabrik tahu di Padukuhan Sumbermulyo mempunyai kisah sukses. Presiden ke-6 Republik Indonesia, Bapak Susilo Bambang Yudhoyono tertarik atas inovasi salah satu pengerajin tahu di Sumbermulyo pada siklus pemanfaatan produk dan limbah dari setiap proses pembuatan tahu di pabriknya. Beliau adalah Pak Slamet, kerabat dari Pak Harno. Tak tanggung-tanggung, Pak Slamet mendapat penghargaan Anugrah Riset Masyarakat 2008 sebagai petani penemu energi alternatif berbahan baku limbah. Pak Slamet berhasil mengembangkan energi alternatif berbahan baku limbah untuk menggerakkan pertanian di desanya. Inovasi yang Slamet lakukan dengan memanfaatkan teknologi pengolahan hasil tani dari pabrik tahu, penggemukan sapi, energi biogas dari kotoran sapi, ketel uap berbahan bakar sekam, serta limbah kayu. Hal ini menjadi angin sejuk bagi pabrik tahu di Sumbermulyo yang menemukan solusi untuk limbahnya sekaligus semakin dikenal oleh masyarakat luas. Inovasi pengolahan limbah pada pabriknya mulai dijadikan acuan bagi para pemilik pabrik tahu lainnya. Siklus pemanfaatan limbah tahu yang ia tawarkan antara lain:

  1. Dahulu sebelum produksi overload, limbah tahu cair yang dicampur dengan limbah ternak dibuat biogas. Kemudian, energi hasil biogas digunakan untuk proses penggorengan tahu. Air limbah sisa biogas yang tidak berbau dapat dimanfaatkan untuk irigasi.
  2. Limbah kotoran sapi juga bisa menjadi pupuk kandang.
  3. Ampas tahu yang dihasilkan lebih banyak daripada kotoran ternak.
  4. Limbah tahu padat yang masih bagus untuk membuat tempe gembus dan oncom.
  5. Limbah tahu padat yang kurang bagus dijual 1 ember seharga 15 ribu untuk pakan sapi (sebagai konsentrat) atau untuk ternak maggot & cacing.
  6. Limbah tahu cair untuk menyiram tanaman kolonjono (rumput gajah) untuk pakan sapi atau melalui IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah). Dari daun pohon kayu putih yang telah disuling -> untuk bahan bakar -> bahan bakar dibuat untuk pembuatan tahu -> ampas tahu untuk pakan ternak -> ternak menghasilkan kotoran untuk pupuk tanaman kolonjono.

 

Pak Harno mengatakan bahwa tahu yang diproduksi di usahanya merupakan tahu bebas formalin dan sudah teruji di lab dinas perindustrian. Hanya saja, ada kendala yang dihadapi hingga kini berupa sulitnya mendapatkan izin produksi PIRT. Rata-rata para perajin tahu memiliki kandang peternakan sapi di dekat pabrik pembuatan tahu. Padahal untuk mendapatkan PIRT sendiri memerlukan standar kebersihan yang ketat. Pembuatan tahu yang masih tradisional ini dianggap belum memenuhi persyaratan. Sebenarnya, letak kandang sapi yang dekat dengan pabrik tahu ini sejalan dengan pemanfaatan limbah tahu padat yang sudah kurang bagus dapat digunakan untuk konsentrat pakan sapi. Kendala pengurusan izin produksi PIRT inilah yang membuat pemasaran dilakukan masih secara sederhana, Pak Harno belum memiliki kemasan khusus untuk produknya karena targetnya hanyalah pasar tradisional.

Masalah lainnya yang pernah dihadapi pabrik adalah penanganan limbahnya, terutama limbah cair. Pembangunan IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) untuk pengolahan limbah cair memerlukan dana hingga 1,2 miliar dengan bantuan dari berbagai pihak termasuk dari Jerman. Terkadang IPAL juga overload sehingga limbah hanya lewat & tidak disaring, tetapi sampai sungai airnya masih cukup jernih.

Belum ada komentar atas artikel ini, silakan tuliskan dalam formulir berikut ini

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Kode Keamanan
Komentar
 

Pencarian

Komentar Terkini

Media Sosial

FacebookTwitterGoogle PlussYoutubeInstagram

Statistik Kunjungan

Hari ini
Kemarin
Pengunjung

Terjemahan

Polling Web Kepek

Bagaimana menurut anda informasi dari website Kepek?
Sangat memuaskan, Lanjutkan
Memuaskan Saja
Memuaskan, Tingkatkan
Tidak Memuaskan
Create free online surveys

wa